Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil
contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih
umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat
dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan bagaimana penalaran induktif
ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan
kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut
mempunyai peluang untuk benar..Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi,
analogi, dan kausal.
A.
Generalisasi
Proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena atau peristiwa individual
(khusus) untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup
semua fenomena tersebut. Generalisasi dapat diartikan juga sebagai pernyataan
yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar peristiwa.
Contoh:
Kucing bisa merasa lapar
Ikan bisa merasa lapar
Jadi, semua hewan bisa merasa lapar
B.
Analogi
Proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang
mirip satu sama lain dengan cara membandingkan peristiwa yang ada dengan
peristiwa sebelumnya, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu
hal berlaku juga untuk hal lain. Dengan kata lain penalaran analogi dapat
diartikan sebagai proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan atau
proses membandingkan dari dua peristiwa (hal) yang berlainan berdasarkan
kesamaannya kemudian ditariklah kesimpulan dari persamaannya tersebut.
Contoh :
Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang
rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit
professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh
karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan
yang rajin dan ulet.
C.
Klausal
Secara induktif orang pun dapat menunjukan hubungan kausal.
Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala atau data
yang saling berhubungan. Misalnya, seorang anak terjatuh, akibatnya akan
terluka. Dalam hubungan kausal ini ada tiga hubungan antarmasalah.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A
menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa
yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu. Sebagai contoh seorang pegawai
tidak datang rapat dapat kita perkirakan bahwa pegawai tersebut mungkin datang
telat, kecelakaan di jalan, atau terkena macet.
Akibat- Sebab
Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang
terjatuh. Terjatuh merupakan akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi,
dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan
penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contohnya sebagai berikut.
Ketika pulang bekerja, Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung
menyimpulkan bahwa gang di rumah banjir.
Contoh penalaran
induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dapat
melahirkan. Babi berddaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Mata Kuliah : B. Indonesia 2
Dosen : Pak Budi Santoso
Dosen : Pak Budi Santoso
Kelas : 3 ka 28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar